Selasa, 25 Oktober 2011

i love bahasa, i love my skrips #memotivasi diri

Selingan wae::::::::'''''''':::::::::::::disela2 ngutik2 maPropz

Boso jowo..knpo aq ngmbil ptk kwi y?pdhl sg jnenge plajarn bhsa ki ket cilik aq palig gk sneng..
pengalaman pelajaran bahasa:
pas SMA, bhs indonesia aq remidi dwe sa kelas.gro2 gk ngerti pola kalimat ki op?hedehh geblek tenan yak.wkwk
pas kuliah makul linguistk, aq nganti pgen muntah ta tertahankan gr2 kuliah 9 sks didadeke 1 pertemuan full.efek e sirahku mumet, perutq mual, pgen muntah, trutma tulg du2kq ..adduuuuhh dtmbah, pas kwi aq lg poso..bner2 ujian!!nymp kos klenger.
mulo iku aq tambah guuuaaak sneng jenenge bahasa bahasa bahasa bahasa...

eee lha kq mlh skrips aq ktm boso jwo,,haessh ckckck*geleng2
bner firman Allh: jangan berlebihan membenci sesuatu, bs jadi itu hal baik untukmu

yaws,i accept it. ktmu ne kwi y digarap w,smg diberi kelancaran dan kemudahan shg brhsil sukses trz lulus taun iki..AMIIINNN...

PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK

 A. Pengertian

Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.

B. Tujuan

Tujuan Penilaian pembelajaran tematik adalah:
1. Mengetahui percapaian indikator yang telah ditetapkan
2. Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk pengetahui hambatan yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa
4. Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemantapan).

C. Prinsip

1. Penilaian di kelas I dan II mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.
2. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas I dan II. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.
3. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing Kompetensi Dasar dan Hasil Belajar dari mata-mata pelajaran.
4. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir.
5. Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil keputusan siswa misalnya: Penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka.

D. Alat Penilaian

Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non Tes. Tes mencakup: tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan siswa, dan porto folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang lebih banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalui pengamatan yang lalu dicatat pada sebuiah buku bantu. Sedangkan Tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan menulis siswa, khususnya untuk mengetahui tentang penggunaan tanda baca, Jean, kata atau angka

Berikut adalah contoh penilaian yang dapat dilakukan guru:

A. Kewarganegaraan dan
Pengetahuan Sosial : Tes Lisan
• Menyebutkan peristiwa/kegiatan yang dialami
• Mengemukakan peristiwa/kegiatan yang berkesan
• Mengekspresikan perasaan waktu memberi kesan.

B. Bahasa Indonesia : Perbuatan
• Kelancaran membaca
• Melafalkan kata
• Melagukan/intonasi
• Cara bertanya jawab
Tugas
• Melengkapi kalimat

C. Ilmu Pengetahuan Alam
: Perbuatan
• Mendemonstrasikan cara menggosok gigi
: Lisan
• Menyebutkan cara memelihara gigi
• Menjelaskan manfaat menggosok gigi

E. Aspek Penilaian

Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata pelajaran.

Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas satu dan dua Sekolah Dasar, yaitu: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan.

Senin, 24 Oktober 2011

Taksonomi Bloom Terbaru

Revisi Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom ini telah direvisi oleh Krathwohl salah satu penggagas taknomi tujuan belajar, agar lebih cocok dengan istilah yang sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar.
Kita sering mengenalnya dengan C1 s.d. C6

Pada revisi ini , jika dibandingkan dengan taksonomi sebelumnya, ada pertukaran pada posisi C5 dan C6 dan perubahan nama. Istilah sintesis dihilangkan dan diganting dengan Create.


Berikut ini Struktur dari Dimensi Proses Kognitif menurut Taksonomi yang telah direvisi
Remember (Mengingat) , yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang.
 1.1 Recognizing (mengenali)
 1.2 Recalling (memanggilan/mengingat kembali)

Understand (Memahami), yaitu menentukan makna dari pesan dalam pelajaran-pelajaran meliputi oral, tertulis ataupun grafik.
 2.1 Interpreting (menginterpretasi)
 2.2 Exemplifying (mencontohkan)
 2.3 Classifying (mengklasifikasi)
 2.4 Summarizing (merangkum)
 2.5 Inferring (menyimpulkan)
 2.6 Comparing (membandingkan)
 2.7 Explaining (menjelaskan)

3 Apply (Menerapkan), yaitu mengambil atau menggunakan suatu prosedur tertentu bergantung situasi yang dihadapi.
 3.1 Executing (mengeksekusi)
 3.2 Implementing (mengimplementasi)

4 Analyze (menganalisa), yaitu memecah-mecah materi hingga ke bagian yang lebih kecil dan mendeteksi bagian apa yang berhubungan satu sama lain menuju satu struktur atau maksud tertentu.
 4.1 Differentianting (membedakan)
 4.2 Organizing (mengelola)
 4.3 Attributing (menghubungkan)

Evaluate (mengevaluasi), yaitu membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar.
5.1 Checking (memeriksa)
5.2 Critiquing (mengkritisi)

Create (menciptakan), yaitu menyusun elemen-elemen untuk membentuk sesuatu yang berbeda atau mempuat produk original.
6.1 Generating (menghasilkan)
6.2 Planning (merencanakan)
6.3 Producing (memproduksi)

 Proses kognitif meaningful learning atau yang melibatkan proses berpikir kompleks bisa digambarkan dari struktur ke C2 hingga ke C5.
 

Kamis, 20 Oktober 2011

Menyusun PTK (belajar dari pengalaman)

1. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menyusun identifikasi masalah terlebih dahulu, setelah itu baru mengajukan judul.
Jangan terbalik kya saya, nanti jadinya bingung sendiri .yakinn..

2. Masalah yang anda PTK kan, adalah masalah yang benar adanya tidak dibuat- buat. Tapi tetap harus memilih (mapel apa, metode apa) yang sekiranya mudah untuk dijalani kedepannya (kajian empirisnya banyak, referensi gampang dicari, dll).

3. Jangan terpengaruh untuk cepat2 mengajukan judul. Pikirkan dulu masak2, pertimbangkan kemampuan diri, slow but sure. Ingatlah ini akan berlangsung terus menerus secara bertahap dan berkelanjutan. Jadi dari awal harus benar- benar OK agar ketika dimintai pertanggungjawaban (sidang) kita tidak kelabakan.

4. Mengenai Dosbing jangan kuatir, kalau kita bisa mempertahankan hasil karya kita, insyAllah semua aman.
Dan kita akan bisa mempertahankan hasil karya kita kalau itu memang benar2 "hasil karya" kita sendiri, tanpa direkayasa, data- data yang kita dapatkan benar2 valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Sementara baru ini yang saya peroleh, mudah mudahan kita bisa belajar dari sini,,,

Rabu, 12 Oktober 2011

12 Ciri Mahasiswa Tingkat Akhir


1. Rajin ke Perpustakaan. 
Mahasiswa tingkat akhir, pastinya disuruh banyak cari referensi, entah itu jurnal atau skripsi dari alumni, mau tidak mau mereka wajib mencari bahan di perpustakaan kampus atau perpustakaan daerah. Jika yg awalnya mereka cuma sekali dalam 1 semester ke perpustakaan, bisa dipastikan dengan adanya skripsi mereka harus ke perpustakaan berkali-kali, biar dapet revisi banyak
2. Rajin Searching. 
Selain ke perpustakaan, banyak mahasiswa yang diharuskan cari-cari bahan tambahan di internet, mau tidak mau (pasti mau) mereka searching bisa sampai berjam-jam lamanya. Tapi mungkin kebanyakan ngaskus (pakai kaskus.us), ngetweet (pakai twitter) & fesbuk (pakai facebook) ketimbang cari bahan.
3. Rajin Beli Kertas & Tinta. 
Kalau yang ini pasti, mahasiswa pasti membutuhkan yang namanya kertas dan tinta untuk nge-"print" skripsi yang sudah mereka buat ... tapi tidak jarang juga, mahasiswa jadi boros sama kertas, alasannya kalau tiap bab di konsultasikan ke dosen, biasanya banyak yang dicoret-coret dan harus ulang lagi. Bahkan bisa makan dan bikin bantal itu tumpukan kertas.
4. Begadang. 
99 % kemungkinan banyak mahasiswa yang begadang, apalagi kalau sudah masuk deadline. Bisa sampai jam 2 malam, jam 3, jam 4 pagi ... bahkan sampai tidak tidur.
5. Makan Tidak Teratur. 
Kadang terlalu sibuknya mahasiswa, dari kost, kampus, perpustakaan, ketemu dosen dan blaa ... blaaa ... blaaaaa ... menyebabkan mereka makannya tidak teratur ... pagi sarapan, siang ngemil saja, malam tidak makan, tapi tengah malam sambil begadang mereka ngemil lagi.
6. Duit Cekak. 
Cekak atau malah sama sekali tidak punya uang sudah biasa di kalangan mahasiswa ... yaaapp ... jalan satu-satunya adalah UTANG. Sudah tidak terhitung berapa banyak mahasiswa di Indonesia yang Utang untuk menutupi krisis di akhir semesternya ... mau minta kiriman orang tua, malu karena bulan ini minta 2x ... Kalau untuk tingkat akhir, ada juga yang riset atau analisa, dan membutuhkan dana yang lumayan banyak ... bisa jadi satu sampel analisa biaya penelitian mencapai lebih dari 300 ribu, bayangkan saja jika banyak sampel yang harus diteliti ... tambah bokek saja si mahasiswa
7. Nunggu Dosen Sampai Kering dan Keriting. 
Males banget jika sudah seperti ini, kalau harus nunggu dosen yang tidak pasti datangnya, di telpon janjinya 1 atau 2 jam lagi ternyata setelah berjam-jam tidak kelihatan juga ... ampun deh
8. Riset Gagal. 
Di sini parahnya, kalau misalkan riset / analisa gagal di tengah jalan, apalagi kalau sudah di desak dosen untuk cepat selesai ... apa tambah tidak dongkol kita ... bayangkan berapa usaha yang kita lakukan, berapa duit yang kita keluarkan ... jika ngebayangin itu ... menyedihkan
9. D.O.W.N. 
Jangan sampai ini terjadi dengan anda, merasa putus asa, dan tidak ada semangatnya lagi, hal ini bisa terjadi karena : riset gagal, jenuh, melihat temennya sudah selesai, minder dll ... ketika kita merasa down, cari variasi baru atau refresh-kan pikiran sejenak untuk meninggalkan masalah skripsi ... yang penting cari suasana baru. Tapi inget jangan terlalu kebawa enak, nanti skripsinya dilupakan
10. Emosi Tidak Stabil. 
Mungkin karena pengaruh suasana, mahasiswa kadang-kadang jadi emosional ... Kesabaran mendadak hilang, emosi menjadi tinggi, hilang nafsu makan yang membuat tensi darah turun (eh naik juga kadang), membuat tidak bisa berfikir jernih untuk mengerjakan tugas akhir ... kadang juga marah-marah tidak jelas, kadang nangis, kadang mengurung diri di kamar ... ya ... membayangkan skripsi mereka yang tidak selesai ... memang tidak semua, tapi pasti ada beberapa ...? Ohhhh ... My God ... miris rasanya dengan kondisi seperti ini, terdesak, stress, tekanan batin, depresi ringan,
11. Ditelepon. Ini yang kadang bikin sedih dan gelisah, di saat orang tua dan kakak menanyakan "kapan kamu lulus ?? Kapan kami bisa menghadiri wisudamu ?? " di satu sisi orang tua yang selalu memberikan kiriman uang, ibu yang selalu mendo’akan setiap terbangun dari malam nya ...
12. Pacaran Bisa Terganggu. 
Bagaimana tidak, jika hari sabtu saja bukan pacaran dengan kekasih pujaan hati yang unyu unyu unyu ... tetapi malah pacaran dengan skripsi dan laptop. Pacar asli sekarang = Laptop, Pacar Ke-100 ya Pacar Anda. Deritanya lagi kalau punya pacar tidak pengertian, bisa-bisa hal itu jadi penghambat.
Sumber:
http://asamdurian.blogspot.com/2011/10/12-ciri-mahasiswa-tingkat-akhir.html

Senin, 10 Oktober 2011

Identifikasi masalah (latihan)


I.     Identifikasi masalah dalam PTK
a.    Kemukakan masalah yang anda hadapi ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar (yang berkaitan dengan penggunakan media, strategi, pendekatan, sistem penilaian, implementasi kurikulum, dan sebagainya).
1.    16,67 % (5 dari 30) siswa kelas VI SDN 4 Piji tidak tuntas hasil belajarnya pada mata pelajaran PKN dikarenakan kurangnya minat siswa sehingga siswa bersifat pasif saat proses pembelajaran. 
2.    36,67 % (11 dari 30) siswa kelas VI SDN 4 Piji tidak bisa mengerjakan soal- soal tentang bangun ruang matematika.
3.    53,33 % (16 dari 30) siswa kelas VI SDN 4 Piji mengalami kesulitan dalam penguasaan materi- materi IPS karena cenderung banyaknya bahan dan bersifat hafalan.
5.    30 % (9 dari 30) siswa kelas VI SDN 4 Piji pasif saat pembelajaran, dan kurang memperhatikan penjelasan guru, mengganggu teman lainnya.
b.    Analisis Masalah
1.    Masalah yang akan dikaji melalui PTK adalah :
     Sebanyak 53,33 % (16 dari 30) siswa kelas VI SDN 4 Piji Kabupaten Kudus hasil belajarnya tidak memuaskan, karena siswa tidak berminat dan pasif mengikuti pembelajaran IPS,  siswa juga tidak memahami materi yang disampaikan guru.
2.    Masalah tersebut paling banyak dialami oleh sebagian siswa kelas VI SDN 4 Piji. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang di UASBN-kan, maka mata pelajaran ini harus dapat dikuasai oleh siswa sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
c.    Menetapkan akar penyebab masalah
1.    Dari guru :
§  Guru tidak menggunakan metode yang menyenangkan.
§  Guru kurang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
§  Guru kesulitan mengajarkan materi IPS karena sifatnya abstrak.
2.    Dari siswa :
§  Tidak bersemangat.
§  Siswa kurang memahami materi.
§  Siswa hanya sebagai penerima.
§  Siswa pasif dalam proses pembelajaran.
3.    Dari KBM :
§  Materinya sangat kompleks dan luas.
§  Masih menggunakan metode ceramah. 
4.    Dari fasilitas
§  Guru hanya menggunakan satu buku sebagai sumber belajar.
§  Jumlah buku panduan yang ada tidak sebanding dengan jumlah siswa.
§  Ketidak tersediaan alat peraga.
d.   Dapatkan satu alternatif pemecahan masalah untuk memecahkan masalah urgent yang dihadapi, bertolak dari analisis dan didasarkan pada teori tertentu.
                Pembelajaran yang menurut saya sesuai untuk menguasai masalah tersebut adalah menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division ( STAD ) dimana pembelajaran ini guru menggunakan permainan yang menarik dengan langkah- langkahnya sebagai berikut :
Adapun langkah – langkah pembelajaran pendekatan STAD menurut Slavin adalah sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok siswa yang anggotanya 3 sampai dengan 5 anak secara hetrogen ( campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain ).
2. Guru menyajikan materi.
3.  Guru memberikan tugas kepada anggota setiap kelompok yang menguasai materi untuk menjadi tutor sejawat dengan tugas menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti / memahami.
4. Guru memberikan kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa.
5. Penghargaan Kelompok. Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya.
6.    Penutup.
               Dengan menerapkan pendekatan tipe STAD tersebut, diharapkan semua siswa berpartisipasi aktif melakukan kegiatan pembelajaran, meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat.

e.    Lokasi penelitian : SDN 4 Piji Dawe Kudus

II.      Judul PTK
       Judul PTK yang saya usulkan:
       Peningkatan keaktifan siswa kelas VI SD dalam pembelajaran IPS melalui pendekatan  kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD) .

IDENTIFIKASI MASALAH
Beberapa masalah yang dihadapi guru kelas dalam mengajar adalah :
  1. 16,67 % (5 dari 30) siswa kelas VI SDN 4 Piji tidak tuntas hasil belajarnya pada mata pelajaran PKN dikarenakan kurangnya minat siswa sehingga siswa bersifat pasif saat proses pembelajaran.
  2. 23,33 % (7 dari 30) siswa kelas VI SDN 4 Piji tidak bisa mengerjakan soal- soal tentang bangun ruang matematika.
  3. 53,33 % (16 dari 30) siswa kelas VI SDN 4 Piji mengalami kesulitan dalam penguasaan materi- materi IPS karena cenderung banyaknya bahan dan bersifat hafalan.
  4. Guru kurang mampu mengajarkan mata pelajaran bahasa jawa, sehingga sebanyak 23,33 % (7 dari 30) siswa kelas VI SDN 4 Piji tidak tuntas dalam mata pelajaran Bahasa Jawa.
  5. 30 % (9 dari 30) siswa kelas VI SDN 4 Piji pasif saat pembelajaran, dan kurang memperhatikan penjelasan guru, mengganggu teman lainnya.

PERSENTASE MASALAH




DAFTAR NILAI
ULANGAN HARIAN PERTAMA
KELAS VI SDN 4 PIJI DAWE KUDUS

NO
NAMA SISWA
JENIS KLMN
NILAI
PKN
B.IND
MTK
IPA
IPS
B.JW
1
Aristian
L
71
75
50
70
60
65
2
Aulia Febrianni
P
69
71
57
70
45
91
3
Aprillia Larasati
P
66
73
81
70
65
85
4
Johan Fatkhur R.
L
67
70
29
70
60
70
5
M. Riki A.
L
68
75
60
80
60
87
6
M. Rizal A.
L
75
68
40
50
70
78
7
Anis Fitriani
P
92
77
84
95
95
100
8
Afidatus Sabrina
P
81
87
91
100
70
94
9
Ahm. Abd. Azis
L
99
66
82
90
97
83
10
Dwi Safitri
P
69
77
92
90
80
98
11
Dewi Wulandari
P
91
69
70
60
100
88
12
Ayudya Ariani
P
69
90
93
90
67
100
13
Eni Lestari
P
77
68
63
85
80
92
14
Firdayanti Pratama
P
75
75
65
100
60
96
15
Izzatul Mila
P
69
72
86
85
67
96
16
Inaya Prabandari
P
71
68
61
95
80
92
17
Halimatus Sa’diyah
P
70
71
86
85
60
100
18
Kholis Mellenia L.
P
75
88
77
85
80
100
19
M. Taqwin
L
69
76
84
80
50
80
20
M. Riko Gunawan
L
75
65
34
60
90
71
21
Malikah Etika K.
P
69
72
97
90
80
100
22
Manda Ariyanti
P
70
69
71
75
60
60
23
M. Khomsatun
L
71
53
40
60
70
64
24
Nia Manunal Husna
P
91
81
87
100
70
91
25
Rini Kusuma Wati
P
82
91
90
100
60
100
26
Rohmat Thollah
L
80
81
82
80
90
95
27
Syarifah ‘Aini
P
79
77
78
70
60
98
28
Tyas Urbaningrum
P
81
69
77
80
85
98
29
Ummi Nadhiroh
P
83
77
88
80
60
92
30
Ummi Nashiroh
P
85
80
77
85
60
81



DAFTAR NILAI KELAS VI SDN 4 PIJI

Mata Pelajaran             : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester           : VI(enam)/ 1 (Satu)
Tahun Ajaran               : 2010/ 2011
KKM                           : 70

NO
NAMA SISWA
JENIS KLMN
NILAI

UH 1
UH 2
UH 3
Rata-rata
KETERANGAN
1
Aristian
L
60
58
60
59,33333
Tidak Tuntas
2
Aulia Febrianni
P
45
61
60
55,33333
Tidak Tuntas
3
Aprillia Larasati
P
65
88
60
71
Tuntas
4
Johan Fatkhur R.
L
60
34
60
51,33333
Tidak Tuntas
5
M. Riki A.
L
60
81
60
67
Tidak Tuntas
6
M. Rizal A.
L
70
31
90
63,66667
Tidak Tuntas
7
Anis Fitriani
P
95
82
87
88
Tuntas
8
Afidatus Sabrina
P
70
60
62
64
Tidak Tuntas
9
Ahm. Abd. Azis
L
97
79
87
87,66667
Tuntas
10
Dwi Safitri
P
80
96
69
81,66667
Tuntas
11
Dewi Wulandari
P
100
70
94
88
Tuntas
12
Ayudya Ariani
P
67
69
73
69,66667
Tidak Tuntas
13
Eni Lestari
P
80
67
87
78
Tuntas
14
Firdayanti Pratama
P
60
65
67
64
Tidak Tuntas
15
Izzatul Mila
P
67
89
60
72
Tuntas
16
Inaya Prabandari
P
80
83
68
77
Tuntas
17
Halimatus Sa’diyah
P
60
88
60
69,33333
Tidak Tuntas
18
Kholis Mellenia L.
P
80
85
60
75
Tuntas
19
M. Taqwin
L
50
82
60
64
Tidak Tuntas
20
M. Riko Gunawan
L
90
33
60
61
Tidak Tuntas
21
Malikah Etika K.
P
80
81
60
73,66667
Tuntas
22
Manda Ariyanti
P
60
86
60
68,66667
Tidak Tuntas
23
M. Khomsatun
L
70
33
62
55
Tidak Tuntas
24
Nia Manunal Husna
P
70
84
93
82,33333
Tuntas
25
Rini Kusuma Wati
P
60
96
97
84,33333
Tuntas
26
Rohmat Thollah
L
90
88
72
83,33333
Tuntas
27
Syarifah ‘Aini
P
60
78
71
69,66667
Tidak Tuntas
28
Tyas Urbaningrum
P
85
67
66
72,66667
Tuntas
29
Ummi Nadhiroh
P
60
89
60
69,66667
Tidak Tuntas
30
Ummi Nashiroh
P
60
64
60
61,33333
Tidak Tuntas
                                                                                                                                                      


Siswa yang tidak tuntas sebanyak 16 siswa
Persentase Ketidaktuntasan    =  x 100 % = 53,33 %
Persentase Ketuntasan                        =  x 100 %  = 46,67 %

PERSENTASE KETIDAKTUNTASAN

                                                                                   
                                                                                    Guru Kelas VI SD,


                                                                                                 
                                                                       


TABEL
DISTRIBUSI FREKUENSI
No.
Nilai (n)
Frekuensi (f)
Persentase
Titik Tengah
(x)
f . x
Kategori
1.
50 – 54
1
3,33 %
52
52
Tidak Tuntas
2.
55 – 59
3
10 %
57
171
Tidak Tuntas
3.
60 – 64
6
20 %
62
372
Tidak Tuntas
4.
65 – 69
6
20 %
67
402
Tidak Tuntas
5.
70 – 74
4
13,33 %
72
288
Tuntas
6.
75 – 79
3
10 %
77
231
Tuntas
7.
80 – 84
4
13,33 %
82
328
Tuntas
8.
85 – 89
3
10 %
87
261
Tuntas
Jumlah
30
99,99  %

2105



Nilai Tertinggi             = 88
Nilai Terendah            = 51,33
Nilai Rata-rata             =
                             = 70,16

Nilai yang sering muncul        = Bb +(  ) i
                                                = 59,5 +  5
                                                = 59,5 + 5
                                                = 64,5                         









Tafsiran berdasarkan analisis data di atas yaitu :
 
                                   
                                    = 47 % siswa tuntas (53 % siswa tidak tuntas)

            Dari tabel dan grafik diatas, menunjukkan bahwa 47 % siswa mengalami ketuntasan belajar, sedangkan 53 % siswa mengalami ketidaktuntasan dalam belajar. Sangat jelas terlihat sebaran nilai berkisar dari nilai terendah 51, 33 dan nilai tertinggi adalah 88. Adapun nilai yang paling banyak muncul adalah 64,5, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70,16.


HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

Nama Sekolah                     : SD Negeri 4 Piji
Hari / tanggal                      : Jumat dan Sabtu/ 26 dan 27 November 2010
Kelas                                   : VI (enam) SD
Semester                             : 1 (satu)

Dari wawancara berdasarkan catatan lapangan dari guru:
            Pada pembelajaran PKN, siswa kesulitan memahami materi-materinya karena PKN bersifat abstrak dan banyak menonjolkan hafalan. Siswa menjadi tidak berminat dan pasif setiap kali pembelajaran PKN. Sehingga setelah dirata-rata 2 kali ulangan hariannya, ada 5 siswa yang tidak tuntas hasil belajarnya dengan KKM 70, yakni Johan, Riki, Rizal, Riko, dan Khomsatun.
            Pada pembelajaran Matematika, pengampunya bukanlah guru kelas melainkan kepala sekolahnya. Menurut kepala sekolah, siswa banyak mengerjakan latihan soal untuk menghadapi ujian nasional, bahkan jam mata pelajaran lain yang dirasa mudah untuk dipelajari, terkadang dikorbankan untuk mengajarkan matematika agar siswa lebih menguasai. Namun masih ada 7 siswa yang tidak tuntas hasil belajarnya dengan KKM 61 tentang materi bangun ruang, yakni Aristian, Aulia, Johan, Riki, Rizal, Riko, dan Khomsatun.
            Pada pembelajaran IPS, guru kelas banyak menggunakan metode ceramah. Materi IPS yang sangat komplek dan luas banyak menekankan pada penguasaan bahan sebanyak mungkin, terlebih saat ini IPS merupakan salah satu mapel yang di UASBN- kan sehingga suasana belajar bersifat kaku, dan terpusat pada satu arah serta tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih aktif. Budaya belajar lebih ditandai oleh budaya hafalan dari pada budaya berfikir. Ditambah, buku pegangan untuk siswa pun terbatas dan tidak sesuai dengan jumlah siswa di kelas itu. Hal ini menyebabkan sebagian besar siswa kelas VI tidak tuntas hasil belajarnya setelah hasil ulangan harian sebanyak 3 kali dirata-rata.
            Pada pembelajaran Bahasa Jawa, guru kelas sendiri mengalami kesulitan untuk mengajarkannya pada siswa karena kurangnya penguasaan guru terhadap mapel ini. Ditambah lagi dengan seringnya jam mapel ini digunakan untuk mengajarkan mapel- mapel UASBN yang membutuhkan penguasaan lebih dari siswa. Sehingga ada 7 siswa yang tidak tuntas hasil belajarnya yakni Aristian, Johan, Rizal, Azis, Riko, Manda, Khomsatun, dan Nashiroh.
            Pada setiap pembelajaran sedang berlangsung, semua siswa laki- laki di kelas tersebut yakni sebanyak 9 siswa selalu kompak mengganggu siswa lain yang sedang belajar. Namun mereka pasif, tidak pernah mengutarakan pendapatnya dan tidak mampu menjawab jika ditanya guru. Jika sudah begitu biasanya guru memberikan pekerjaan untuk dikerjakan agar siswa- siswa tersebut diam. 9 siswa tersebut yakni Aristian, Johan, Riki, Rizal, Aziz, Taqwin, Riko, Khomsatun, dan Thollah.

                                                                                    Guru Kelas VI SD,